Jakarta–Untuk memperkuat struktur permodalan di perusahaan pembiayaan (multifinance), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK (POJK) hasil revisi dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 akan mendorong para pelaku multifinance menerbitkan lebih banyak surat utang atau obligasi.

“Kita juga ingin (multifinance) bisa lebih banyak menerbitkan obligasi atau surat utang. Ini sedang kita dorong”, kata  Firdaus, ditemui disela-sela acara Pertemuan Anggota & Apresiasi APPI, di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2014.

Firdaus mengatakan, dorongan OJK agar multifinance lebih banyak menerbitkan surat utang ialah melalui POJK hasil revisi dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Namun, untuk kapan keluarnya POJK tersebut masih terus difinalisasi.

PMK itu sendiri direvisi dengan tujuan memberikan dukungan yang lebih kuat lagi bagi kesehatan dan peningkatan daya saing multifinance di Indonesia. Apalagi, dalam beberapa waktu ke depan Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

“Nanti akan kita permudah. Kita harapkan, nanti surat utang multifinance bisa dibeli perusahaan asuransi, yang nantinya bisa menjadi sumber pembiayaan”, jelas Firdaus.

Lebih lanjut Firdaus mengatakan, OJK akan menurunkan tingkat rating dari surat utang yang diterbitkan multifinance, termasuk menurunkan tingkat rating dari pembelian surat utang oleh perusahaan asuransi dan juga dana pensiun. Harapanya, sumber permodalan dapat diperkuat.

“Kalau biasanya harus triple A, maka kita turunkan menjadi triple B. Jadi, memang kita permudah. Tentu harapanya bisa memperkuat permodalan mereka yang nantinya dijadikan ekspansi bisnis”, jelas Firdaus. (*)


Sumber : www.infobanknews.com